PENDAHULUAN:
Kita sering mendengar dari kaum non Kristiani yg mengatakan bahwaada beberapa ayat Alkitab yg saling bertentangan antara satu dan yang lainnya, disini kita mencoba untuk menjelaskan beberapa ayat yg di anggap saling bertentangan, sekarang kita langsung saja menyimak beberapa ayat tersebut yang diklaim saling bertentangan tersebut.
I: ABYATAR ATAU AHIMELEK (MARKUS 2:26 - 1 SAMUEL 21:1-6):
Ada pertanyaan: Daud makan roti sajian di masa Imam Besar Ahimelek atau Abyatar (Mrk 2:26; 1Sam 21:1-6)? Injil mencatat bahwa Yesus mengatakan bahwa hal itu terjadi ‘waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar’, padahal kita tahu dari 1 Samuel bahwa sebenarnya bukan Abyatar yang menjabat sebagai Iman Besar waktu itu, melainkan ayahnya, Ahimelek.
Bagaimana menjelaskan perbedaan ini?
1. Kita melihat kecenderungan bahwa seseorang diingat untuk suatu peran/ jabatan puncak yang pernah diembannya. Maka ketika menjabarkan tentang kisah Daud saat menggembalakan domba-domba-nya, orang mengatakan demikian, “Waktu Raja Daud menjadi gembala ….”, meskipun saat itu Daud belum menjadi Raja. Demikianlah, meskipun saat itu Abyatar belum menjadi Imam Besar, namun ia toh segera menjabat menjadi Imam Besar, dan itulah jabatan yang membuat orang mengenangnya; maka ia disebut dengan jabatan ini. Sebab memang kejadian itu terjadi ‘in the days of Abiathar’ yaitu pada masa Abyatar hidup. Sebab dikatakan dalam 1 Sam 22:20, bahwa ia luput dari penganiayaan Raja Saul, ketika Saul membunuh para imam Tuhan, termasuk seluruh keluarga ayahnya.
2. Selain itu, para ahli Kitab Suci juga menyebutkan bahwa dari kata aslinya yang dipakai, yaitu frasa dalam bahasa Yunani: ‘epi Abiathar archieros‘, kata ‘epi‘ dapat diartikan tidak saja sebagai ‘waktu’ atau pada saat. Sebab kata ‘epi’ juga dapat diartikan sebagai ‘tempat’, atau kalau diterjemahkan dalam bahasa Inggris, ‘upon’. Dalam Injil Markus, terdapat 21 kali kata ‘epi‘ digunakan dan 18 di antaranya diterjemahkan/ dihubungkan dengan tempat dan bukan dengan waktu. Dengan demikian, terjemahan ‘waktu’ di ayat Mrk 2:26 ini sebenarnya bukan terjemahan satu-satunya.
II:LALAT ATAU NYAMUK (MATIUS 23:24):
Terjemahan mana yang benar dalam Mat 23:24: lalat atau nyamuk? Kalau
terjemahannya berbeda-beda, maka bukankah otentisitas dari Kitab Suci
dapat dipertanyakan? Mari kita menganalisanya secara lebih mendalam.
Dalam Mat 23:24 dituliskan sebagai berikut:
bahasa indonesia sehari-hari : Kalian pemimpin-pemimpin yang buta! LALAT dalam minumanmu kalian saring, padahal unta kalian telan!
terjemahan baru: Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, NYAMUK kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka dua prinsip harus kita lihat, yaitu:
(1) gaya bahasa yang digunakan.
(2) dari bahasa asli.
Dalam menginterpretasikan Kitab Suci, kita harus memperhatikan gaya bahasa. Dari ayat tersebut, kita tahu bahwa gaya bahasa yang dipergunakan adalah gaya bahasa hyperbolisme. Bahasa ini ingin memberikan penekanan efek yang besar, sehingga dapat memberikan impresi yang kuat kepada pembaca. Kita tahu bahwa semua orang tidak menelan nyamuk, lalat, atau unta, sehingga ayat tersebut tidak dapat diartikan secara literal.
Alasan yang kedua adalah dengan melihat bahasa asli dari kata “lalat” atau “nyamuk” yang digunakan, yaitu: κώνωψ kṓnōps; gen. kṓnōpos, masc., fem. noun. A gnat, mosquito. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “gnat” seperti NASB menterjemahkan “You blind guides, who strain out a gnat and swallow a camel” (Mat 23:24). Kalau kita melihat kata “gnat” ini, maka artinya adalah:
Webster: GNAT, n. nat. A
small insect, or rather a genus of insects, the Culex, whose long
cylindric body is composed of eight rings. They have six legs and their
mouth is formed by a flexible sheath, inclosing bristles pointed like
stings. The sting is a tube containing five or six spicula of exquisite
fineness, dentated or edged. The most troublesome of this genus is the
musketoe.
Wikipedia: A gnat ( /ˈnæt/) is any of many species of tiny flying insects in the Dipterid suborder Nematocera, especially those in the families Mycetophilidae, Anisopodidae and Sciaridae…..
Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara dua terjemahan tersebut. Dan sungguh salah kalau disimpulkan bahwa dua perbedaan terjemahan tersebut dapat menunjukkan bahwa Kitab Suci tidaklah akurat. Terjemahan “lalat” maupun “nyamuk” juga tidak mengubah arti yang ingin disampaikan, yaitu: serangga kecil terlihat, namun binatang sebesar unta justru tidak terlihat.
III: TENTANG NAMA YAKUB DAN ISRAEL (KEJADIAN 35:10 - KEJADIAN 46:2):
Dikatakan di Kej 35:10 bahwa Tuhan sudah mengganti nama Yakub menjadi Israel, namun di perikop Kej 46:2, Allah masih memanggilnya Yakub. Untuk memahami hal ini kita melihat kepada ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci sebagai berikut:
Pemberian nama oleh Allah kepada seseorang yang dicatat dalam Kitab Suci umumnya berkaitan dengan makna tertentu yang lebih besar maknanya daripada namanya yang terdahulu. Namun bukan berarti namanya yang dulu tidak boleh disebut kembali. Kita melihat bahwa terhadap Rasul Petrus, Kristus juga sudah memberi nama Kefas (Petrus) kepada Simon pada saat Kristus mengatakan akan mendirikan Gereja-Nya (Mat 16:18-19), namun sebelum kenaikan-Nya ke surga, Ia tetap memanggil Petrus dengan sebutan Simon (lih. Yoh 21:15-19). Maka kita melihat di sini, bahwa pemberian nama berkaitan dengan misi yang diberikan, dan memang setelah Gereja resmi berdiri di hari Pentakosta, maka nama Simon tidak lagi digunakan, namun Petrus atau Kefas (lih. Kis 2 dst).
Demikian pula pada Yakub. Menurut Haydock’s Catholic Commentary on Holy Scripture, Allah memberi Yakub nama yang baru, yaitu: Israel, yang artinya pangeran Tuhan (menurut St. Hieronimus, q. Heb,) atau seorang yang berdiri tegak dan menang di hadapan Tuhan, rectus Dei, yisrael (Haydock) — Atau orang-orang menerjemahkannya, sebagai seorang manusia yang melihat Tuhan, aiss-rae-al. (Philo, &c.).
Maka Kitab Suci menunjukkan bahwa kedua nama tersebut, Yakub dan Israel, ditulis berganti-gantian, sebab mengacu kepada orang yang sama. Setelah Yakub diberi nama baru, Israel, pada Kej 35:10, namun pada awal perikop berikutnya Kej 35:22b, nama Yakub kembali disebut, “Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang banyaknya.” Maka “namamu bukan lagi Yakub melainkan Israel” artinya adalah bahwa nama Yakub kini bukan lagi mengacu kepada dirinya sendiri saja tetapi juga kelak kepada Israel, nama bangsa yang berasal dari keturunannya yang dipilih oleh Tuhan.
Sekarang mari kita lihat Kej 46 tersebut, di mana dikatakan Yakub mempersembahkan korban kepada Allah di Bersyeba. Kemungkinan tempat ini adalah tempat yang sama di mana kakeknya, Abraham, menanam pohon tamariska dan memanggil nama Allah (Kej 21:33), dan di mana ayahnya, Ishak, juga mendirikan altar bagi Tuhan (Kej 26:24-25). Maka Allah memanggilnya dengan nama Yakub, sebab kepada Yakublah ayahnya Israel memberikan berkat (Kej 27:27-29). Dan kepada Yakub yang sama inilah Allah kemudian melanjutkan janji-Nya. Sebab sekitar 40 tahun sebelumnya Allah berbicara kepada Yakub melalui mimpi, ketika Yakub hendak meninggalkan Tanah Terjanji, berangkat dari Bersyeba (Kej 28:12-17). Kini ketika ia hendak meninggalkan tanah itu lagi, Tuhan memberikan janji-Nya kembali melalui mimpi. Yakub diingatkan akan siapa dirinya sebelum menerima janji Tuhan, dan bahwa Allah akan membuatnya menjadi bangsa yang besar (Kej 46:3), yang disebut Israel, yang akan berdiam di tanah Mesir (lih Kej 46:7). Dan kemudian di ayat berikutnya disebutkan nama-nama bani Israel tersebut.
IV: MELIHAT TAPI TIDAK MEDENGAR ATAU MENDENGAR TAPI TIDAK MELIHAT (KIS 9:7 - KIS 22:9):
Di Kis 9:7 dikatakan bahwa teman seperjalanan Rasul Paulus ‘mendengar tapi tidak melihat’, sedangkan dalam Kis 22:9 dikatakan bahwa mereka ‘melihat cahaya tetapi tidak mendengar’
Mari kita melihat teks lengkapnya:
Kis 9:7, “Maka termangu-mangulah teman-teman seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun”
Kis 22:9, “Dan mereka yang menyertai aku [Paulus], memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.”
Menurut keterangan dari buku Haydock’s Commentary on Holy Scripture, tentang kedua ayat tersebut dikatakan bahwa kemungkinan yang didengar oleh para pengantar Rasul Paulus adalah hanya suara Rasul Paulus yang bicara, ataupun adanya suara yang tak jelas yang tak dapat mereka pahami, sehingga dikatakan, bahwa mereka mendengar suara (Kis 9:7), namun tidak mendengar suara Tuhan yang berkata kepada Rasul Paulus (lih. Kis 22:9). Di samping itu mereka juga melihat cahaya (Kis 22:9), namun tidak melihat seorangpun (lih. Kis 9:7).
V: 7 TAHUN ATAU 3 TAHUN ( 2 SAMUEL 24:13 - 1 TAWARIKH 21:11-12):
Perbedaan 2 Samuel 24:13: 7 tahun kelaparan (7 years of famine), sementara di 1 Tawarikh 21:11-12 (1 Chr 21:11-12), hanya 3 tahun kelaparan (3 years famine).
Salinan teks dalam bahasa Ibrani menyebutkan tujuh tahun, sedangkan salinan teks Septuaginta dan beberapa salinan Arab menyebutkan tiga tahun. ‘Tiga’ tahun (angka tiga) nampaknya lebih sesuai dengan rangkaian angka tiga yang terkait dengan pernyataan hukuman lainnya. …Gad -nabi yang mengunjungi Daud- dapat saja awalnya menyebut tujuh tahun kelaparan, namun kemudian menguranginya menjadi tiga tahun…. Atau, bahwa Tuhan memberikan tiga tahun hukuman bagi Raja Daud untuk rasa ingin tahunya akan kekuatan kerajaannya (sebab penghitungan sensus berkaitan dengan pajak yang artinya juga adalah kekayaan bagi kerajaan); dan masa tiga tahun hukuman ini, dengan masa tiga tahun kelaparan yang saat itu memang sudah terjadi (lih. 2 Sam 21:1) mengakibatkan pada tahun ketujuh, atau tahun sabatikal, tidak ada yang dapat dipanen. Sehingga masa kelaparan total yang ditawarkan oleh Gad adalah tujuh tahun. Dengan demikian, baik angka tiga tahun maupun tujuh tahun adalah sama-sama benar, dilihat dari manakah permulaan penghitungannya.
Jika terjemahan LAI kemudian menyamakan ‘3 tahun’ (dengan mengacu kepada salinan teks Septuaginta dan Arab) dalam terjemahan 1976 untuk ayat 2 Samuel 24:13 dan 1 Tawarikh 21:11-12, tidak mengubah kenyataan bahwa memang terdapat dua jenis teks dalam salinan Kitab Suci, namun hal ini tidaklah menjadi permasalahan, sebab kedua pernyataan tersebut, tergantung dari manakah permulaan penghitungannya, tetaplah menyampaikan kebenaran. Di atas semua itu, yang terpenting ditangkap maksud intinya, yaitu bahwa Raja Daud harus menanggung akibat dari kesalahannya.
VI: 8 TAHUN ATAU 18 TAHUN (2 TAWARIKH 36:9 - 2 RAJA-RAJA 24:8):
Pada 2 Tawarikh 36:9 (2 Chronicle 36:9), Yoyakhin menjadi raja pada umur 8 tahun, sementara pada 2 Raja-raja 24:8 (2 Kings 24:8) berumur 18 tahun.
Demikianlah penjelasan yang dirangkum dari Haydock Catholic Commentary Bible:
Ketika Yoyakhin dihubungkan dengan tahta bapanya dalam kerajaan Yehuda, ia berumur delapan tahun, namun setelah ayahnya Yoyakim meninggal dunia, dan ia sendiri memerintah menggantikan ayahnya, Yoyakhin berumur delapan belas tahun (2 Raj 24:8).
Jika dalam terjemahannya LAI menyamakan teks menjadi 18 tahun (atas berdasarkan teks Septuaginta, Syriac dan Arab) juga tidak mengubah kenyataan bahwa jika perbedaan teks tetap dipertahankan, juga kedua teks tersebut dapat sama-sama benar. Sebab dimungkinkan di zaman kerajaan masa itu untuk mengangkat putera mahkota sebelum raja yang berkuasa itu wafat, walaupun sang putera mahkota tersebut baru resmi naik tahta/ memimpin sebagai raja yang berkuasa penuh setelah ayahnya wafat.
VII: TUHAN ATAU IBLIS YANG MENGHASUT RAJA DAYD (2 SAMUEL 24:1 - 1 TAWARIKH 21:1):
Pada 2 Samuel 24:1 dikatakan bahwa Tuhan yang menghasut Daud, tapi pada 1 Tawarikh 21:1, dikatakan bahwa iblislah yang menghasut Daud.
Teks Douay Rheims berdasarkan teks Vulgata, mengatakan, “And the anger of the Lord was again kindled against Israel, and stirred up David among them, saying: Go, number Israel and Juda….” Karena teks mengatakan bahwa murka Tuhan yang – sehingga diterjemahkan sebagai Tuhanlah yang menghasut Daud. Namun ayat ini tidak untuk diinterpretasikan bahwa Tuhanlah yang mendorong Daud untuk berbuat dosa. Sebab yang mendorong manusia [termasuk Daud] untuk melakukan dosa adalah Iblis (1 Taw 21:1). Namun hal itu dapat terjadi sebab Allah mengizinkannya. St. Agustinus menjelaskan bahwa Allah mengizinkan kejahatan itu untuk terjadi, sebab Ia mengetahui bagaimana untuk mendatangkan kebaikan melalui kejadian tersebut [yaitu pertobatan Raja Daud, dan pengajaran yang dapat ditarik melalui peristiwa tersebut].
Pemahaman ini sejalan dengan beberapa ayat dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa “Allah mencobai” Abraham dan Ishak (lih. Ibr 11:7, Ydt 8:26) dan di ayat-ayat yang lain mengatakan bahwa “Allah tidak mencobai siapapun” (lih. Yak 1:13). Sebab, apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia (termasuk pencobaan dalam hidup), dapat terjadi karena seizin Tuhan (lih. 1 Kor 10:13).
VIII: 700 EKOR KUDA ATAU 7000 EKOR KUDA (2 SAMUEL 10:18 - 1 TAWARIKH 19:18):
Pada 2 Samuel 10:18 Daud membunuh 700 ekor kuda kereta dan 40.000 orang
pasukan berkuda, sementara pada 1 Tawarikh 19:18 justru 7000 ekor kuda
kereta dan 40.000 orang pasukan berjalan kaki.
Maka yang dibicarakan di sini adalah kata ֶ”רֶכב (reḵeḇ)”, yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, “chariots/ charioteers.” Kata “reḵeḇ” ini mengacu kepada kelompok kereta kuda/ chariots seperti pada Kej 50:9, Kel 14:6-7, 9, 17-18, 23, 26, 28), ataupun hanya kepada satu kereta kuda/ chariot,
seperti pada 1 Raj 22:35. Kereta kuda ini merupakan salah satu kekuatan
tempur di masa kerajaan zaman dulu. Dengan pengertian ini, maka
tidaklah menjadi masalah apakah mau dikatakan 700 reḵeḇ, atau 7000 reḵeḇ. Sebab jika ‘reḵeḇ’‘
mau diterjemahkan sebagai satu kereta kuda maka jumlahnya ada 7000,
namun jika diterjemahkan sebagai rangkaian kereta kuda yang satu
rombongannya terdiri dari sepuluh kuda, maka jumlahnya menjadi 700.
Sedangkan tentang keterangan prajuritnya, tidaklah menjadi masalah jika
salah satu teks menyebutkan jumlah prajurit penunggang kuda, dan teks
yang lain menyebutkan jumlah prajurit yang berjalan kaki. Sebab sang
penulis kedua kitab dapat menuliskan dua hal yang berbeda, walau
jumlahnya sama: penulis Kitab Samuel mencatat jumlah prajurit penunggang
kuda, sedangkan penulis kitab Twarikh mencatat jumlah pasukan yang
berjalan kaki. Kedua teks dapat sama-sama menyampaikan kebenaran, atau
jika digabungkan kedua teks itu maka yang dikalahkan adalah 87,000
prajurit Syria, baik yang naik kereta kuda, maupun yang naik kuda (tanpa
kereta) maupun yang prajurit yang berjalan kaki.
IX: 4000 KANDANG ATAU 40.000 KANDANG (2 TAWARIKH 9:25 - 1 RAJA-RAJA 4:26):
Pada 2 Tawarikh 9:25, Raja Salomo mempunyai 4.000 kandang, sementara pada 1 Raja-raja 4:26 ada 40.000 kandang.
Yang dibicarakan di sini adalah kata ֻאְרָוה/ ’urwāh: yang artinya sebuah kandang yang menampung satu binatang, maupun bangunan kandang besar, yang terdiri dari bilik-bilik kandang. Dalam satu bangunan kandang kuda milik Raja Salomo ini terdapat sepuluh bilik kandang kecil (stalls), satu ruang untuk satu kuda. Maka, jika urwāh diterjemahkan sebagai satu bangunan kandang kuda yang besar, jumlahnya ada 4.000, sedangkan kalau diterjemahkan sebagai bilik kandang yang memuat satu kuda, maka jumlah totalnya ada 40.000.
X: YESUS HANYA DI UTUS KE BANGSA ISRAEL ATAU SELURUH DUNIA (MATIUS 10:5-6 - MATIUS 19:20):
Ada pandangan yang menganggap bahwa Yesus hanya diutus kepada bangsa Israel, dengan mengacu kepada ayat (Mat 10:5-6 dan Mat 15:24):
“Janganlah kamu menyimpang ke jalan
bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,melainkan pergilah
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Mat 10:5-6).
“Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Mat 15:24)
Namun di ayat yang lain, jelas Yesus menghendaki agar para muridNya mewartakan Kabar Gembira keselamatan kepada seluruh dunia:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:19-20).
“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah
ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang
percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya
akan dihukum….” (Mrk 16:15-16)
Maka mungkin orang mempertanyakan, mengapa sekilas sepertinya ayat-ayat
tersebut bertentangan. Namun ayat-ayat dalam Kitab Suci tidak untuk
dipertentangkan dan hendaknya dibaca secara keseluruhan, untuk saling
melengkapi dan menjelaskan. Gereja menerima ayat-ayat tersebut dengan
penghormatan yang sama, tanpa mengabaikan ayat-ayat tertentu. Di dalam
rencana keselamatan-Nya, Allah menjanjikan kepada Bapa Abraham dan para
Patriarkh, sebuah perjanjian dan hukum Taurat kepada Nabi Musa, dan
mengutus para nabi kepada bangsa Israel yang menjadi bangsa pilihan-Nya.
Maka Allah menjanjikan bahwa Mesias akan dilahirkan dari bangsa
pilihan-Nya ini, dan melalui bangsa ini seluruh bangsa akan diberkati
(lih. Kej 12:3; 26:4; 28:14). Allah akan membangkitkan seorang dari
keturunan mereka, dan Allah akan menegakkan tahta kerajaan-nya
selama-lamanya (lih. 1Taw 17: 11-14). Inilah yang menjelaskan mengapa
Mesias dan Kerajaan Allah diberitakan kepada bangsa Israel terlebih
dahulu sebelum kepada bangsa-bangsa lain. Juga karena itulah di awal
karya-Nya, Yesus membatasi pewartaan-Nya dan pewartaan para Rasul kepada
bangsa Israel, sebelum kemudian memerintahkan mereka untuk mewartakan
Injil ke seluruh dunia (lih Mat 28:19-20; Mrk 16:15-16). Demikian pula,
para Rasul di awal pemberitaan mereka dan penyebaran Gereja, umumnya
mendirikan Gereja di kalangan komunitas Yahudi di kota-kota yang mereka
masuki, dan pertama-tama memberitakan Injil kepada mereka, sebelum
berpaling kepada bangsa-bangsa lain (lih. Kis 13:46).
St.Thomas Aquinas mengatakan bahwa sudah selayaknya bahwa Yesus pada
awalnya melakukan karya publik-Nya kepada orang Yahudi, dengan alasan
keadilan (justice) dan perantara (mediation).
- Konsep keadilan: Adalah adil, kalau Yesus mewartakan kepada orang Yahudi, karena Tuhan sendiri telah menjanjikan kepada orang Yahudi seorang Mesias yang akan menjadi Raja bagi seluruh bangsa dan kerajaan-Nya tidak akan berakhir. Dengan cara ini, sebetulnya tidak ada alasan bagi bangsa Yahudi untuk memprotes Tuhan, karena Tuhan sendiri telah memenuhi janji-Nya kepada bangsa Yahudi, yang terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Yesus adalah Sang Penyelamat yang telah dijanjikan oleh Allah.
- Konsep Mediation: Menjadi layak bahwa Yesus datang terlebih dahulu untuk bangsa yang telah dipersiapkan 2000 tahun sebelumnya, dan kemudian kepada bangsa-bangsa lain di luar bangsa Yahudi. Karena keselamatan dari seluruh bangsa disebabkan oleh penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus. Oleh karena itu, setelah Yesus bangkit, Dia mengutus para rasul dan murid untuk mewartakan Kristus ke seluruh dunia (lih. Mat 28:18-20, lih. juga Mk 16:15-18).
XI: YUDAS MATI GANTUNG DIRI ATAU JATUH TERTELUNGKUP?? SIAPA YANG MEMBELI TANAH DENGAN UANG TERSEBUT (MATIUS 27:5-7 - KIS 1:18):
Kata “membeli” yang dipakai oleh Rasul Matius dalam Injilnya, untuk
menjelaskan apa yang dilakukan oleh para imam-imam kepala dengan uang 30
uang perak yang dilemparkan oleh Yudas, adalah ἀγοράζω, agorázō,
yaitu hanya mengacu kepada tindakan membeli, namun belum tentu berarti
memiliki. “Sesudah berunding mereka [imam-imam kepala] membeli
(agorázō) dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk
dijadikan tempat pekuburan orang asing.” (lih. Mat 27:7)
Sedangkan dalam Kisah para Rasul, kata yang dipakai di sana adalah κτάομαι, ktáomai, yang berarti memperoleh, memiliki, membeli. “Yudas ini telah membeli (ktáomai)
sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup,
dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.”
Sehingga di sini artinya adalah Yudaslah yang menjadi pemilik dari tanah
itu.
Bagaimana ini dijelaskan? Matius mengatakan bahwa para imam melakukan
tindakan pembelian tanah itu, tetapi mereka tidak otomatis menjadi
pemilik tanah itu. Uang yang mereka gunakan untuk membeli tanah itu
adalah uang Yudas, sehingga mereka membeli tanah itu atas nama Yudas,
sehingga secara hukum tanah itu adalah milik Yudas. Sebab menurut
pemikiran saat itu, pembalian tanah denagn uang darah macam itu adalah
najis -bahkan sekarangpun kadang yayasan belas kasih dapat menolak uang
sumbangan yang diperoleh dari uang yang diperoleh dari kejahatan. Maka,
para imam kepala itu membeli tanah tersebut untuk pekuburan bagi
kepentingan bait Allah, untuk menghindari asosiasi kenajisan secara
ritual, mereka harus membelinya dengan nama Yudas Iskariot, yang
memperoleh uang darah tersebut. Hak milik dan transaksi ini tercatat
secara publik, sehingga ini dapat diketahui oleh Lukas, yang menuliskan
Kisah para Rasul, sehingga ia mencatat bahwa Yudas telah membeli/
memiliki tanah itu. Maka ia menggunakan kata ‘ktáomai‘ tersebut, untuk menjelaskan keadaan itu.
Sedangkan Mat 27:5 dan Kis 1:18 tetap dapat sama-sama menjelaskan
bagaimana Yudas wafat. Sebab dapat terjadi Yudas menggantung diri, namun
entah karena talinya putus atau dahan pohon tempat ia menggantung diri
patah, sehingga akhirnya Yudas jatuh tertelungkup dan seluruh isi
perutnya tertumpah ke luar. Demikianlah yang dijelaskan dalam A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard, OSB tentang ayat-ayat tersebut.
XII: YESUS MEMBAPTIS ATAU TIDAK MEMBAPTIS (YOHANES 3:22 - YOHANES 4:12):
Menurut pengajaran St. Agustinus, kedua pernyataan ini benar, tergantung
bagaimana kita mengartikan kata “membaptis”. Sebab Yesus membaptis,
dalam artian Ia-lah yang menyucikan [orang yang dibaptis], namun
dikatakan Ia tidak membaptis, dalam artian bukan Yesus yang mencelupkan
orang itu ke dalam air [melainkan para murid-Nya]. Para murid melayani
secara jasmani, namun Kristus menyempunakannya dengan memberikan meterai
rohani yang tentangnya Baptisan itu diucapkan. Dengan arti rohani ini,
maka dikatakan bahwa Kristus membaptis.
XIII: YESUS MENGUSIR ROH JAHAT DI GERASA ATAU DI GADARA (MARKUS 5:113 - LUKAS 8:27-33 - MATIUS 8:28-32):
Markus 5: 1-13, Lukas 8: 27-33 dan Matius 8: 28-32: Penyembuhan itu
dilakukan di Gerasa (menurut Markus dan Lukas) atau di Gadara (menurut
Matius)? Yesus menyembuhkan satu orang (menurut Markus dan Lukas) atau
dua orang yang kerasukan setan (menurut Matius)?
“Gadara adalah kota tak jauh dari danau Genesaret, salah satu dari
sepuluh kota yang disebut Dekapolis. Gergesa (kemungkinan variasi dari
kata “Gerasa”) adalah sebuah kota yang terletak 12 mil di sisi tenggara
Gadara, dan sekitar 20 mil di timur sungai Yordan. Maka tak ada
kontradiksi antara ketiga Injil di sini. Yesus datang ke daerah ini di
mana kedua kota terletak, dan salah satu pengarang Injil menyebut kota
yang satu dan dan pengarang lainnya menyebut kota lainnya. Terlihat
bahwa para pengarang itu tidak setuju dalam hal menekankan kota yang
mana, sebab jika ya, tentu mereka sudah menyebutkan nama kota yang sama.
Namun hal ini menunjukkan bahwa mereka mengenal daerah tersebut. Tak
ada orang yang dapat menulis sedemikian, hanya mereka yang sungguh
mengenal fakta-faktanya.”
Maka ketiga pengarang Injil menulis tentang daerah yang sama. Kota
Romawi Gerasa adalah kota yang terkenal, yang sudah dikenal oleh kaum
Yunani/non-Yahudi, sedangkan Gadara ibukota dari Perea, propinsi Romawi,
adalah kota utama dari kesepuluh kota di Dekapolis. Kedekatan antara kedua kota mengakibatkan mereka yang tinggal di Gerasa
dapat disebut orang Gadara (Gadarenes). Gambar kapal di koin uang logam
kota Gadara kemungkinan menunjukkan bahwa Gadara kemungkinan membentang
sampai ke danau Galilea. Para penulis Injil tersebut memilih untuk mengacu kepada area yang sama, dengan cara yang berbeda.
Namun yang jelas, baik Matius, Markus dan Lukas tidak saling
bertentangan saat menyampaikan kejadian ini. Mereka sama-sama mengacu
kepada daerah di sekitar danau Galilea. Lagipula area persisnya tempat
mukjizat ini terjadi, tidaklah menjadi sepenting pemahaman kita akan
kisah kejadian ini, yaitu bahwa Kristus mempunyai kuasa atas dunia
spiritual, dan Ia menyatakan kuasanya atas roh jahat tersebut.
Sedangkan apakah Yesus menyembuhkan satu atau dua orang yang kerasukan
setan, juga bukanlah suatu pertentangan. Perbedaan serupa juga terjadi
dalam penulisan perikop Yesus menyembuhkan seorang atau dua orang yang
buta berikut ini:
XIV: YESUS MENYEMBUKAN SATU ORANG BUTA ATAU DUA ORANG BUTA (MARKUS 10:46-52 - LUKAS 18:35,38 - MATIUS 20:30):
Matius 20:30 menyebutkan dua orang buta; sedangkan Mrk 10:46-52,Luk
18:35,38 menyebutkan satu orang buta. Kita lihat di sini bahwa Injil
yang menyebutkan “seorang” yang disembuhkan, tidak mengatakan bahwa
“hanya satu orang/ seorang saja” yang disembuhkan ataupun “hanya ia
sendirian saja” yang disembuhkan. Sebab hanya jika Lukas mengatakan
demikian, pernyataannya bertentangan dengan kedua penulis Injil yang
lain. Namun yang ditulis Lukas adalah kurang lebih demikian: ada seorang
buta yang duduk di pinggir jalan, lalu Yesus lewat dan ia mohon
disembuhkan, dan Yesus menyembuhkan dia. Maka, penulisan ini tidak
bertentangan dengan tulisan kedua Injil lainnya yang menyatakan bahwa
yang disembuhkan ada dua orang buta. Sebab dapat terjadi bahwa yang
disembuhkan ada dua orang, hanya saja Lukas ataupun Markus menyebutkan
satu di antara kedua orang itu, kemungkinan karena telah mengenal/
bertemu dengan orang itu, sehingga menyebutnya secara khusus. Markus
bahkan menyebutkan namanya, yaitu Bartimeus. Maka yang disampaikan oleh
Markus dan Lukas adalah: ada orang buta itu duduk di pinggir jalan, lalu
Yesus lewat. Orang buta itu mohon belas kasihan Yesus, dan kemudian ia
memperoleh mukjizat kesembuhan dari Tuhan Yesus. Bahwa orang buta itu
tidak sendirian, tidak menjadi masalah, sebab fakta itu tidak mengubah
kebenaran bahwa orang buta itu (yang bernama Bartimeus) duduk di pinggir
jalan, memohon kepada Tuhan Yesus, dan kemudian menerima kesembuhan
dari Tuhan Yesus.
XV: BERAPA JUMLAH KELEDAI YANG DIGUNAKAN YESUS MEMASUKI YERUSALEM (MARKUS 11:2 - LUKAS 19:30 - MATIUS 21:2):
Injil Markus dan Lukas menyebutkan “seekor keledai muda” (lih. Mrk 11:2;
Luk 19:30); sedangkan dalam Injil Matius menyebutkan “seekor keledai
betina dan anaknya” (lih. Mat 21:2). Dikatakan dalam Injil Matius, bahwa
para murid membawa kedua keledai itu, lalu mengalasinya dengan pakaian
mereka, dan Yesuspun naik ke atasnya (lih. Mat 21:7). Manakah yang
benar?
Tentang Tuhan Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendarai keledai,
adalah nubuat Nabi Zakaria, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai
puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu
datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai
seekor keledai, seekor keledai beban yang muda” (Za 9:9).
Penjelasan dari The Navarre Bible Commentary menjelaskan, bahwa
maksud Rasul Matius adalah bahwa Kristus menaiki anak keledai itu,
namun bersamaan dengan itu, Ia juga mengarahkan induknya. Injil Markus
dan Lukas hanya memfokuskan kepada masuknya Yesus ke kota suci Yerusalem
dengan mengendarai anak keledai (Mrk 11:2; Luk 19:30). Sedangkan Rasul
Matius melihat anak keledai dan keledai sebagai penggenapan nubuat
Zakaria, di mana keduanya disebutkan…. Para Bapa Gereja mengartikan
bahwa keledai merupakan simbol dari bangsa Yahudi, yang telah menanggung
beban hukum Taurat. Sedangkan anak keledai yang belum pernah
ditunggangi orang, melambangkan bangsa-bangsa non- Yahudi. Yesus
memimpin baik bangsa Yahudi maupun bangsa non- Yahudi untuk memasuki
Gereja sebagai kota Yerusalem yang baru.
Fr. Cornelius Lapide, seorang Jesuit yang adalah pakar Kitab Suci,
menjelaskan, bahwa Kristus menggunakan kedua binatang itu untuk menandai
bahwa Ia harus memenangkan baik bangsa Yahudi (yang dilambangkan oleh
keledai) maupun bangsa-bangsa non-Yahudi (yang dilambangkan oleh anak
keledai), untuk membuat keduanya sebagai satu bangsa. Yesus memasuki
Yerusalem dengan menunggangi anak keledai, sebab bangsa-bangsa non
Yahudi adalah yang pertama menerima Kristus sebagai Raja mereka,
meskipun bangsa Yahudi adalah yang pertama menerima Janji Tuhan. Namun
demikian akhirnya sang keledai juga diarahkan Yesus untuk masuk ke kota
suci itu, sebab seluruh bangsa Israel juga akan diselamatkan (lih. Rom
11:26) setelah pertobatan mereka.
XVI: JIKA ALLAH ADALAH KASIH, DAN AKSIH TIDAK CEMBURUMENGAPA DIKATAKAN ALLAH CEMBURU (1 YOHANES 4:8 - 1 KORINTUS 13:4 - KELUARAN 20:5 - ULANGAN 4:24):
Ada orang bertanya, jika Allah adalah Kasih (1 Yoh 4: 8) dan kasih itu tidak cemburu (1 Kor 13:4), mengapa dikatakan bahwa Allah itu cemburu (Kel 20:5; Ul 4:24)?
Dalam Kitab Suci, ‘cemburu’ (qi’nah– Ibrani zelos-Yunani) mempunyai akar kata ‘hangat/ panas’. Maka tergantung konteksnya, kata ‘cemburu’ ini dapat digunakan untuk menggambarkan baik suatu perasaan negatif, ataupun positif. Arti negatif dari kata cemburu, mengarah kepada rasa iri hati, curiga, dan inilah konotasi arti yang digunakan dalam 2 Kor 12:20 ataupun Rm 13:13. Rasul Paulus mengkhawatirkan adanya “perselisihan dan iri hati…./ quarelling and jealousy (RSV) dalam jemaat. Namun Rasul Paulus menggunakan kata yang sama ini, zeloo, ‘earnestly desire’/ ‘berusahalah untuk memperoleh’, yaitu untuk memperoleh karunia-karunia rohani (lih. 1Kor 12:31; 14:1,39); di sini disampaikan arti positif dari ‘cemburu’. Demikian pula yang disampaikan dalam 2 Kor 11:2-4:
- Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.” (2 Kor 11:2-4)
Demikianlah yg bisa saya sampaika pad anda.
SALAM DAMAI KRISTUS.